SELASA, 10 APRIL 2012
Dameria (3) terkapar di RSUD Hanafie Muara Bungo, dan akhirnya meninggal dunia.
MUARA BUNGO - Sumiati (24) ditetapkan polisi sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap Dameria (3), anak tirinya, hingga tewas.
Ibu tiri muda dijerat pasal berlapis tentang penganiayaan dan KDRT dengan ancaman 15 tahun penjara. Kapolres Bungo, Jambi, AKBP Budi Wasono melalui KBO Ipda Subhan mengatakan, pihaknya masih melakukan penyidikan.
"Saat ini kami baru memeriksa tersangka, dan ia mengakui perbuatannya," ujarnya, Senin (9/4/2012).
Sumiati yang ditemui di mapolres mengenakan celana pendek dan kaos oblong abu-abu terlihat tenang. Wanita berambut panjang mengaku menyesal.
"Saya tidak tahu akhirnya jadi begini. Saya tahu dia (Dameria) meninggal dari anggota polisi. Saya menyesal," katanya kepada wartawan.
Peran Sumiati sebagai ibu tiri dilakoni sejak 2009. Berawal dari perkenalan dengan seorang tukang ojek, Ahmad (31), ayah Dameria. Waktu itu, Sumiati merantau dari Tembilahan, Pekanbaru, ke Muara Bungo.
"Suami saya dulunya Kristen, dia rela masuk Islam karena mau menikahi saya. Waktu itu dia janji anaknya diasuh paman dan ibunya," tutur Sumiati, seraya mengatakan beberapa minggu setelah menikah, anak pertama suaminya diserahkan pamannya untuk diasuh.
Lebih jauh Sumiati menuturkan, tubuh anak tirinya mulai kurus sejak sebulan lalu. Kala itu, Dameria sakit demam.
"Dia memang saya tampar satu kali, karena dia ngabisi lauk. Saya sayang kok sama dia," tukasnya.
Terkait kondisi Dameria yang kurus, Nia, panggilan sehari-hari ibu tiri muda ini, membantah tidak memberi makan anak tirinya. "Dia (Dameria) dikasih makan. Dua kali sehari makannya," jelas Sumiati.
MUARA BUNGO - Sumiati (24) ditetapkan polisi sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap Dameria (3), anak tirinya, hingga tewas.
Ibu tiri muda dijerat pasal berlapis tentang penganiayaan dan KDRT dengan ancaman 15 tahun penjara. Kapolres Bungo, Jambi, AKBP Budi Wasono melalui KBO Ipda Subhan mengatakan, pihaknya masih melakukan penyidikan.
"Saat ini kami baru memeriksa tersangka, dan ia mengakui perbuatannya," ujarnya, Senin (9/4/2012).
Sumiati yang ditemui di mapolres mengenakan celana pendek dan kaos oblong abu-abu terlihat tenang. Wanita berambut panjang mengaku menyesal.
"Saya tidak tahu akhirnya jadi begini. Saya tahu dia (Dameria) meninggal dari anggota polisi. Saya menyesal," katanya kepada wartawan.
Peran Sumiati sebagai ibu tiri dilakoni sejak 2009. Berawal dari perkenalan dengan seorang tukang ojek, Ahmad (31), ayah Dameria. Waktu itu, Sumiati merantau dari Tembilahan, Pekanbaru, ke Muara Bungo.
"Suami saya dulunya Kristen, dia rela masuk Islam karena mau menikahi saya. Waktu itu dia janji anaknya diasuh paman dan ibunya," tutur Sumiati, seraya mengatakan beberapa minggu setelah menikah, anak pertama suaminya diserahkan pamannya untuk diasuh.
Lebih jauh Sumiati menuturkan, tubuh anak tirinya mulai kurus sejak sebulan lalu. Kala itu, Dameria sakit demam.
"Dia memang saya tampar satu kali, karena dia ngabisi lauk. Saya sayang kok sama dia," tukasnya.
Terkait kondisi Dameria yang kurus, Nia, panggilan sehari-hari ibu tiri muda ini, membantah tidak memberi makan anak tirinya. "Dia (Dameria) dikasih makan. Dua kali sehari makannya," jelas Sumiati.
Posting Komentar