Polis menemukan 27 anak dan 38 orang dewasa tinggal dalam sel-sel mirip penjara di bunker sedalam delapan lantai di bawah tanah.
Pemimpin sekte itu, Faizrakhman Sattarov, dilaporkan ingin membangun kekalifahannya di bawah tanah.
Jaksa mengatakan anak-anak itu tinggal di sana selama lebih dari satu dekade.
Sekte tersebut ditemukan minggu lalu di kawasan permukiman di kota Kazan dalam penyiasatan atas sejumlah serangan terhadap ulama di Tatarstan, wilayah yang didominasi Muslim di Sungai Volga.
Sattarov, yang mendeklarasikan diri sebagai seorang nabi, didakwa dengan kejahatan "kesewenang-wenangan", satu kejahatan luas yang meliputi "tindakan berlawanan dengan aturan hukum."
Cahaya suci
Sembilan belas anak dibawah umur diselamatkan oleh pihak keselamatan Rusia, beberapa diantaranya ditempatkan di panti asuhan, yang lain di rumah sakit, seperti dilaporkan oleh harian pemerintah Rusia Rossiyskaya Gazeta.
Para pegawai mengatakan anak-anak yang berusia antara satu dan 17 tahun tersebut, belum pernah meninggalkan tempat itu, bersekolah atau dirawat doktor, dan mereka hampir tidak pernah melihat cahaya matahari.
Menurut web Rusia Islam News, Sattarov, 83, mengumumkan baawa ia adalah seorang nabi di pertengahan 1960an setelah menerjemahkan bahawa percikan api dari sebuah bas sebagai cahaya suci dari Tuhan.
Dia dan para pengikutnya mulai menutup diri dari dunia luar di awal abad ini.
Sekte yang dinamakan Faizrakhmanists itu, dilaporkan tidak mengakui undang-undang Rusia atau para pegawai muslim di Tatarstan.
Sekte yang dinamakan Faizrakhmanists itu, dilaporkan tidak mengakui undang-undang Rusia atau para pegawai muslim di Tatarstan.
Hanya beberapa anggota sekte yang diizinkan meninggalkan komuniti untuk bekerja sebagai pedagang di pasar.
Sel-sel sempit itu dibangun dibawah rumah bata tua seluas 700 meter persegi, seperti dilaporkan kantor berita AP.
Seorang pegawai polis mengatakan rumah itu dibangun tanpa izin dan akan dihancurkan.
Ajaran ditolak
Para pemuka agama Islam di Tatarstan mengatakan pandangan Sattarov berlawanan dengan mereka.
"Islam mengajarkan bahawa tidak ada nabi setelah Muhammad," kata ahli teologi Kazan, Rais Suleiman pada kantor berita Rusia gazeta.ru.
"Ajaran Sattarov, yang mengumumkan dirinya sebagai nabi, ditolak oleh Muslim tradisional."
Sattarov, menurut Rossiyskaya Gazeta, memimpin dari tempat tidurnya dan mengalami gangguan jiwa.
Pada 19 Juli, Valiulla Yakupov, kepala departmen pendidikan Administrasi Spiritual Muslim Tatarstan ditembak mati di rumahnya.
Pada hari yang sama, Mufti Ildus Fayzov, kepala Muslim Tatarstan, terluka setelah mobilnya meledak. Empat orang ditahan terkait ledakan itu.
Tidak ada petunjuk bahwa Sattarov atau pengikutnya terkait dengan kedua serangan.
SUMBER
Posting Komentar