Toko Mainan Anak Anak II


Mainan bagi anak-anak adalah suatu yang menarik dan dapat merangsang aspek kognitif dan kreativitas dalam berpikir. Bahkan, dalam masa pertumbuhannya, perkembangan psikomotorik dapat dirangsang oleh berbagai macam permainan.
Mengingat selalu ada anak-anak dan mereka selalu butuh mainan sebagai sarana komunikasi guna mengeksplorasi dirinya, berbisnis mainan anak-anak dapat menjadi salah satu pilihan yang menguntungkan. Bisnis ini dapat dibilang tak akan sepi selama masih banyak anak-anak. Kuncinya adalah serius menekuni bisnis ini dan tawarkan harga yang relatif terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat.
    A. Memulai Bisnis
    Hal-hal yang harus disiapakan dalam memulai bisnis ini adalah sebagai berikut.
    v   Carilah lokasi toko mainan Anda yang strategis, ramai, dan Bering dilewati orang.
    v     Persiapkan stok mainan anak-anak yang variatif.
    v     Galilah wawasan tentang permainan anak yang edukatif dan fun.
    v     Ketahuilah jaringan berbelanja ke tempat grosir mainan anak-anak.
    v  Siapkan tempat usaha atau toko yang nyaman, menarik untuk anak-anak dan orangtuanya, serta agak luas, tidak berdempet-dempetan.
        B. Hambatan
      Hambatan yang mungkin akan ditemui dalam usaha ini di antaranya sebagai berikut.
      v  Persaingan yang ketat dengan pengusaha sejenis di lokasi yang berdekatan. Untuk mengatasinya, surveilah harga standar di daerah tersebut sehingga bisa didapatkan harga yang kompetitif.
      v   Harga beli dan harga jual barang tidak stabil jika terjadi krisis ekonomi. Para orangtua akan mengurangi jatah belanja untuk anak-anaknya.
          C. Strategi Bisnis
        Beberapa strategi yang dapat Anda jadikan acuan untuk bisnis ini adalah sebagai berikut.
        v     Mendesain toko sesuai dengan dunia anak-anak, menarik, joyfull, dan full colour.
        v     Berpromosi di internet, lewat brosur, dan juga promosi dari mulut ke mulut.
        v Bersikap ramah dan penyabar terhadap anak-anak yang sedang dibawa berbelanja oleh orang tuanya ke tempat tersebut.
            D. Analisis Bisnis            
          Modal Awal:
          Peralatan:
          Etalase/pajangan                                           Rp             2.000.000,00
          Rak lemari                                                    Rp             2.500.000,00
           
          Stok mainan anak-anak                                   Rp             6.000.000,00
          Jumlah                                                          Rp           10.500.000,00

          Peralatan mengalami penyusutan selama 4 tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp 1.000,00 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Biaya penyusutan per tahun = (Rp 10.500.000,00 - Rp 1.000,00) / 4 = Rp2.624.750,00 per tahun atau sama dengan Rp 218.729,00 per bulan.
          Perlengkapan:
          Plastik pembungkus, dan lain-lain                     Rp                300.000,00
          Jumlah                                                          Rp                300.000,00
          Perhitungan Laba/(Rugi) per Bulan
          Pendapatan: Rp 175.000,00 x 30 hari              Rp             5.250.000,00
          Biaya-biaya:
          Sewa tempat                                                  Rp                500.000,00
          Listrik + telepon                                             Rp                300.000,00
          Upah karyawan                                               Rp                700.000,00
          Harga pokok barang dagangan                          Rp             1.000.000,00
          Transportasi                                                   Rp                300.000,00
          Biaya perlengkapan                                          Rp                300.000,00
          Biaya penyusutan peralatan                              Rp                218.729,00
          Jumlah biaya                                                   Rp             3.318.729,00
          Laba Bersih                                                     Rp             1.931.271,00


          Catatan: Analisa harga peralatan, perlengkapan, dan biaya-biaya lain wirausaha ataupun bisnis bisa berubah kapan saja seiring waktu, silahkan sesuaikan dengan analisa harga dan biaya-biaya lain  di daerah anda.
          Wirausahainfo.blogspot.com
           Motivasi dan inspirasi...

          Deskripsi Wirausaha

          Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha seperti percaya diri, punyai banyak minat, bisa bersepakat, mempunyai ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu,dll

          Berikut ini adalah pengertian dan definisi wirausaha menurut beberapa ahli:

          Menurut Joseph C. Schumpeter
          Wirausaha adalah orang yang mampu menghancurkan keseimbangan pasar dan kemudian membentuk keseimbangan pasar yang baru dan mengambil keuntungan-keuntungan atas perubahan-perubahan tersebut

          Menurut Raymond W.Y. KaoWirausaha adalah orang yang mampu menciptakan dan merancang suatu gagasan menjadi realita.

          Menurut Richard CantillonWirausaha adalah seseorang yang mampu memindahkan atau mengkonversikan sumber-sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ketingkat produktivitas yang lebih tinggi

          Menurut SchumpeterWirausaha merupakan inovator yang tidak selalu menjadi inventor (penemu)

          Menurut Syamsudin SuryanaWirausaha adalah seseorang yang memiliki karakteristik percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko yang wajar, kepemimpinan yang lugas, kreatif menghasilkan inovasi, serta berorientasi pada masa depan.

          Menurut PrawirokusumoWirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.

          Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.[rujukan?] Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.[rujukan?] Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.[rujukan?] Sejarah kewirausahaan Proses kewirausahaan Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan

          Percaya diri 
          Berorientasikan tugas dan hasil 
          Pengambil risiko 
          Kepemimpinan 
          Keorisinilan 
          Berorientasi ke masa depan 
          Jujur dan tekun 
          Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme. 
          Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif. 
          Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan. 
          Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun. 
          Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas. 
          Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan. 
          Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras. 

          Tahap-tahap kewirausahaan:
          Tahap memulai 
          Tahap melaksanakan usaha 
          Tahap mempertahankan usaha 
          Tahap mengembangkan usaha 
          Gagal dalam perencanaan. 
          Lokasi yang kurang memadai. 
          Kurangnya pengawasan peralatan. 
          Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. 
          Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. 
          Menciptakan lapangan kerja 
          Mengurangi pengangguran 
          Meningkatkan pendapatan masyarakat 
          Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian) 
          Meningkatkan produktivitas nasional (http://id.wikipedia.org) 

          Definisi Wirausaha Secara Etimologi:Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha.[rujukan?] Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung.[rujukan?] Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.[rujukan?] Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.

          Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755.[rujukan?] Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.[rujukan?] Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.[rujukan?] Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.[rujukan?] Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.[rujukan?] Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.[rujukan?]DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.[rujukan?] Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.[rujukan?]

          Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi.[rujukan?] Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.[rujukan?] Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.[rujukan?] Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang.[rujukan?] Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.[rujukan?]

          Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.[rujukan?

          Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.[rujukan?]

          Sikap Wirausaha
          1. Komitmen Tinggi
          Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.[rujukan?] Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).[rujukan?] Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.[rujukan?] Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.[rujukan?]
          2. Jujur
          Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.[rujukan?] Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.[rujukan?]Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.[rujukan?]
          3. Mandiri
          Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.[rujukan?] Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.[rujukan?]Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.[rujukan?]
          4. Realistis
          Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.[rujukan?]Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya.[rujukan?]Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.[rujukan?]Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha (wikipedia.org)

          Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
          a) Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
          b) Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
          c) Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
          d) Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
          e) Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.

          Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.

          Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.[rujukan?] Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).[rujukan?] Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.[rujukan?] Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.[rujukan?]

          6. Kreatif dan Inovatif
          Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.[rujukan?] Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.[rujukan?] Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.[rujukan?] Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.[rujukan?]

          Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

          Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.

          Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.

          Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
          Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).[rujukan?] Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.[rujukan?] Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.[rujukan?] Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya[rujukan?] dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebutwirausahawan.[rujukan?]Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. (wikipedia.org)

          Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.[rujukan?]Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.[rujukan?]

          Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.[rujukan?]

          Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:1. DisiplinDalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.[rujukan?] Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.[rujukan?] Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.[rujukan?] Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.[rujukan?] Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.[rujukan?] Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.[rujukan?] Wirausahawan harus taat azas.[rujukan?] Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan.[rujukan?] Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.[rujukan?] (wikipedia.org)